Laporan keuangan merupakan hal penting bagi usaha. Tanpa memiliki laporan keuangan, usaha yang Anda miliki tidak akan pernah terlihat sejauh mana perkembangannya, dan Anda pun tidak bisa memberikan keputusan strategis pada usaha yang Anda jalankan tanpa adanya laporan keuangan. Namun, ada kalanya pengusaha melakukan kesalahan dalam menyusun laporan keuangan usaha. Kesalahan ini harus dihindari, agar laporan keuangan bisa dibuat serapih dan sebaik mungkin.

Kesalahan memang harus dihindari, agar data keuangan bisa tersusun dengan baik dan mengambarkan kondisi usaha yang sebenarnya. Jangan sampai, Anda salah dalam menginput data-data yang memang harus di input untuk menjadi laporan keuangan. Karena hal tersebut dapat berakibat fatal pada usaha Anda. Sebab, banyak sekali pengusaha di luar sana yang salah dalam menyusun laporan keuangan yang mereka buat.

Lebih parahnya lagi, meskipun salah, mereka tidak mau memperbaikinya. Mereka menganggap jika diperbaiki akan mengundur waktu, dan menyebabkan mereka hanya fokus dalam menyusun laporan keuangan itu saja. Padahal sering sekali laporan keuangan ini mengalami kesalahan dalam penyusunannya.

Beberapa kesalahan dalam menyusun laporan keuangan usaha

Agar kesalahan dalam menyusun laporan keuangan usaha tidak terjadi, maka diharuskan untuk para pengusaha membuat laporan keuangan sesuai dengan sistem akuntansi yang ada di Indonesia. Karena itu sebagai acuan dasar bagi pengusaha untuk menyusun setiap laporan keuangan usaha mereka.

Tidak Menyimpan Kwitansi dan Nota

Kesalahan dalam menyusun laporan keuangan usaha yang paling umum dan paling sering dilakukan oleh pengusaha kecil adalah kwitansi dan nota penjualan serta pembelian yang tidak disimpan dengan rapih. Sebagian besar pengusaha, mengabaikan kwitansi dan nota secara asal-asalan, dan mengabaikannya begitu saja, dan ketika menyusun laporan keuangan mereka kelimpungan.

Padahal nota dan kwitansi ini penting untuk dijadikan acuan dalam pembuatan laporan keuangan. Dengan adanya nota dan kwitansi, Anda bisa mengetahui berapa jumlah pembelian barang dalam periode tertentu. Sehingga sangat diperlukan untuk pembuatan neraca saldo keluar.

Tidak Menuliskan Pembelian dan Pengadaan Barang

Sering sekali dalam pembelian barang atau melakukan pengadaan barang, pengusaha kecil tidak mencatatkan barang apa yang ia beli dan berapa banyak uang yang keluar. Sehingga sulit sekali mendeteksi uang yang digunakan untuk melakukan pembelian dan pengadaan tersebut.

Ada baiknya, Anda selalu mencatat berapapun jumlah barang yang dibeli dan jumlah pengadaan barang. Karena kedua penting untuk dijadikan database dalam laporan keuangan usaha. Kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan yang sering terjadi pada usaha kecil adalah tidak dituliskannya jumlah pembelian dan pengadaan barang.

Tidak Mencatat Kewajiban

Sebagai pengusaha, usaha Anda memiliki kewajiban yang harus ditanggung. Kondisi ini jangan dicampuradukan dengan keuangan pribadi. Sering sekali pengusaha tidak mencatat kewajiban-kewajiban usaha yang ditanggung, tetapi mencapur dengan keuangan pribadi mereka.

Kewajiban ini seperti hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek. Sering sekali mereka tidak mencatat semua kewajiban tersebut dalam data laporan keuangan usaha yang mereka buat. Kesalahan penyusunan laporan keuangan tidak mencatat kewajiban sering sekali diabaikan oleh pengusaha.

Tidak Mencatat Biaya Operasional

Kesalahan selanjutnya yang sering sekali dilakukan oleh pengusaha adalah tidak mencatat seluruh biaya operasional. Mungkin hanya mencatat biaya operasional perusahaan yang terkait dengan pengajian karyawan. Namun untuk biaya-biaya lain seperti listrik, air, pembelian kebutuhan kantor seperti alat tulis kantor tidak dicatat secara baik. Sehingga laporan keuangan yang sudah tersusun tidak sesuai dengan kondisi keuangan usaha.

Tidak Paham Akuntansi

Faktor lain yang sering ditemukan dari para pengusaha kecil melakukan kesalahan dalam menyusun laporan keuangan adalah pemilik usaha tidak memiliki pemahaman yang baik terhadap proses akuntansi dalam usahanya. Terlebih, banyak pengusaha yang bukan tidak memahami akuntansi. Sehingga dia sangat malas dalam membuat laporan keuangan yang sesuai dengan sistem akuntansi yang ada di Indonesia.

Tidak Memasukan Perhitungan Pajak

Selain tidak memahami akuntansi, banyak pelaku usaha yang tidak mengerti mengenai pajak. Apa lagi, jika ia merasa bahwa pajak yang harus ia bayar tidak sesuai dengan usaha karena nominalnya terlalu besar. Kondisi ini sering sekali terjadi pada pengusaha pemula. Sehingga mereka tidak memasukan perhitungan pajak dalam laporan keuangan mereka. Kesalahan dalam menyusun laporan keuangan usaha yang sering dilakukan yakni masalah perhitungan pajak yang sering diabaikan oleh pengusaha.

Apa lagi penyusunan perhitungan pajak malas dilakukan oleh pengusaha. Jika ia tidak mengerti tentang pajak, maka sering sekali diabaikan oleh pengusaha. Apa lagi jika harus melakukan penghitungan pajak bersama dengan konsultan, tentunya pengusaha pemula akan malas. Sebab, ia harus berpikir bagaimana membayar jasa konsultan pajak yang menguras biaya.

Sebenarnya Anda tidak perlu khawatir dengan kondisi tersebut, karena Anda bisa menggunakan software akuntansi berbahasa Indonesia, dengan tampilan user friendly yang sangat cocok digunakan oleh pemilik usaha kecil, yakni software Accurate. Terlebih software Accurate bisa disesuaikan pada kebutuhan pengguna, dan fitur perpajakan yang sesuai dengan sistem pajak di Indonesia.

 

Sehingga Anda bisa terhindar dari kesalahan dalam menyusun laporan keuangan yang berkaitan dengan pajak di Indonesia hanya menggunakan software Accurate. Saat ini, Accurate sudah terdapat versi online yang dikenal dengan Accurate Online (AOL) dan bisa dipakai menggunakan smartphone.